
Sangat sering sebenarnya ada film yang meniru adegan film lain atau setidaknya membuat parodinya. Dalam Shrek, misalnya adegan Pinocchio dalam menyelamatkan Shrek meniru adegan Mission Impossible, lengkap dengan ilustrasi musiknya. Adegan Matrix juga ada yang ditiru dalam Shrek. Dalam film ini ada unsur kesengajaan dan terutama keterbukaan kepada penonton. Ada kesan bahwa ini memang sengaja dilakukan untuk menawarkan kelucuan.
Ketika hal serupa terjadi pada “Sarah”, saya menangkap kesan yang kurang positif. Pertama karena yang terjadi adalah penjiplakan ide cerita (gagasan) dan yang kedua adalah banyak sekali adegan teknis yang persis sama, termasuk kata-kata yang diucapkan. Bedanya, Mary berbahasa Inggris dan Sarah berbahasa Indonesia. Hal lain adalah saya tidak melihat adanya permakluman bahwa Sarah memang diilhami oleh Mary. Bisa saja kemiripan ini dianggap kebetulan, tetapi mungkin hanya sedikit orang yang akan mempercayainya. Atau ini memang sebuah parodi?
Ketika ini dilihat sebagai kelucuan yang sederhana dan tidak penting, barangkali memang tidak harus dipersoalkan. Meski demikian, jika dilihat dari sudut pandang lain seperti proses kreatif dan kaidah atau etika hak cipta, ini bisa menjadi persoalan yang serius. Apakah sineas Indonesia memang telah mati kreativitasnya sehingga merasa perlu melakukan penjiplakan gagasan seperti itu dan menayangkannya di stasiun televisi sekelas Indosiar? Saya termasuk orang yang mengagumi Indosiar dengan hiburan yang disodorkannya. Usia yang ketiga belas beberapa hari lalu yang disemarakkan berbagai tayangan menarik bagi saya adalah sesuatu yang baik. Kemunculan Sarah di layar kaca Indosiar terus terang saja mengecewakan.
Tulisan ini tidaklah untuk menuntut Indosiar, tidak juga untuk menghujat tanpa memahami duduk perkara yang jelas. Tulisan ini adalah introspeksi kecil untuk Indosiar dan terutama untuk saya pribadi. Jadi teringat, betapa marahnya kita ketika lagu kita diakui bangsa lain. Apa yang sudah kita lakukan? Entahlah!
adegan orang ngintip cewe ganti baju pake teropong, hehehe, itu yang saya ingat