Gema genta bertalu menyambutku, aku labuhkan rindu yang lama tak tersirami. Seperti itulah aku yang kembali pulang, air sucimu menjadi pelipur lara yang lama dan perih. Kidung suci yang terdengar sayup membangkitkan kisah masa kecil saat pemujaan menjadi kenikmatan yang ditunggu 210 hari lamanya. Aku yang memuja di waktu kecil dengan gairah, kini pulang mencoba membangun hasrat dari puing-puing kegelisahan di masa lalu.
Para leluhurku, saksikanlah kepulanganku yang berbuah tangan penuh seperti doa ibu dalam setiap otonanku. Aku yang pergi dengan tangan hampa kini pulang menyangkil menyuwun, persis seperti harapan para tetua yang ketika itu menyentuhkan sampian di pundak dan kepalaku. Doa mereka nampaknya mendekati keterkabulannya, aku pulang berbuah tangan penuh seluruh. Kubawakan untukmu ilmu, harta, tahta, dan yang terutama harapan untukmu bangun di pagi hari yang tersenyum.