Dilan Janiyar sedang viral. Dilan kini makin tenar. Sayangnya, kisah yang membuatnya tenar mungkin bukan kisah yang bersinar. Hatinya diiris sembilu yang pasti membuat hidupnya pilu. Saya berdoa dengan tulus untuk perjalanannya melewati kekalutan dengan mulus.
Dilan adalah mahasiswa saya ketika dia menjalani pendidikan di Teknik Geodesi UGM. Dilan masuk tahun 2018 dan menamatkan kuliahnya tahun 2023. Sebuah perjalanan panjang yang melelahkan. Dilan wisuda di tengah kehamilannya. Meski penuh drama, Dilan memastikan dirinya menjadi alumni Universitas Gadjah Mada. Alumni dengan ijazah.
Tulisan ini bukan tentang hidup Dilan yang kerap dirundung kontroversi tetapi tentang Teknik Geodesi. Tentang ilmu pengukuran bentuk dan dimensi bumi dan benda langit lainnya yang ditekuninya selama tak kurang dari lima tahun. Ya, Dilan adalah seorang Sarjana Teknik yang telah berkutat dengan titik, garis dan luasan untuk menggambarkan permukaan bumi.
Ilmu Geodesi mungkin jarang terdengar tetapi sejatinya dia adalah salah satu ilmu tertua di peradaban manusia. Di zaman modern ini, ilmu ini bertahan dengan baik dan mewujud menjadi berbagai macam aplikasi. Peta adalah wujud paling akrab dari Geodesi. Memetakan permukaan bumi dengan berbagai cara dan teknologi untuk berbagai guna dan tujuan. Itulah inti dari Geodesi.
Tengoklah Google Maps, atau Google Earth. Lihatlah kemacetan lalu lintas yang tergambar di wajah peta Waze. Ada Geodesi di balik inspirasi itu. Posisi-posisi di permukaan bumi ditentukan dengan teknologi maju seperti GPS dan berbilang kerabat GNSS. Remote Sensing dengan citra satelit turut dikerahkan untuk menampakkan mulus dan keriput wajah dunia. Drone diterbangkan untuk memotret penampakan alam lalu mengukur dimensinya dengan saksama.
Surveyor geodesi yang trengginas mengukur sudut dan jarak untuk memastikan posisi sebuah titik penting. Titik ini dipantau perilaku dan pergerakannya sehingga kita tahu apakah permukaan bumi sedang bergeser menuju bahaya atau tegar penuh wibawa. Bentang alam dipetakan dengan sinyal LiDAR sehingga tahu posisi lembah dan gunung. Maka dengannya imajinasi tentang jalan, gedung sekolah, jembatan, istana, hingga gedung partai bisa direncanakan dengan matang. Semua itu disajikan dalam warna-warni Sistem Informasi Geografis yang melenakan.
Batas-batas bidang tanah digoreskan dengan akurat sehingga tak ada sengketa yang tak perlu antar tetangga. Garis-garis pantai dipetakan dengan saksama sehingga tak ada drama semacam pagar laut yang penuh dilema. Gedung-gedung tinggi atau pipa penyalur minyak dan gas di tambang dilukis dengan laser scanner hingga kerumitan terurai dengan klimis.
Garis-garis pembatas negara dipahatkan sehingga jelas jangkauan hak dan kewajiban. Tak rancu antara kedaulatan dan hak berdaulat bangsa-bangsa di dunia. Tak hanya di darat, batas-batas laut juga dipatri di atas peta agar ikan dan migas terbagi adil untuk kesejahteraan umat manusia. Memang surveyor tak hanya menggambar garis penanda tepi selokan. Mereka juga memetakan kedaulatan bangsa-bangsa.
Dasar laut diukur dengan sinyal-sinyal yang memancar dari Echosounder yang diikatkan di kapal yang berlayar membelah samudra. Kedalaman itu disusun berderet-deret rapi sehingga terciptalah lukisan dasar samudra yang memesona. Tanpa menyentuhnya, kita tahu bentang alam di dasar laut. Kita bisa perkirakan bentuk dan ukurannya. Dengan itu kita prediksi kekayaan yang tersaji di perut bumi yang kerap berjanji.
Foto yang diliput oleh drone atau citra yang direkam dengan satelit kini diinterpretasi dengan deep learning atau machine learning. Darinya, bentuk, warna, dan pola dimaknai kecerdasan buatan untuk menggali makna sehingga hadir persepsi yang didukung akurasi. Surveyor kini bercengkerama dengan mesin dan bergumul dengan baris-baris kode dan algoritma. Tak lagi mereka hanya berdiri gagah menantang matahari tetapi juga merenung takzim di depan layar piranti cerdas untuk menyingkap misteri.
Begitulah Dilan Janiyar telah belajar. Pernah dilahapnya kerumitan ilmu bumi dan kedigdayaan teknologi pemetaan yang kerap mengintimidasi. Dilan tak gentar. Dilan berlari mengejar. Dia terus melaju dan berhasil berlayar. Maka, di kesulitan hidup kali ini yang gencar memapar, saya doakan, Dilan tetap tegar belajar, hingga semua perkara jadi tuntas dan kelar.
I Made Andi Arsana
Dosen Teknik Geodesi UGM