Pulau Pasir: Antara Kedaulatan Wilayah dan Kedigdayaan Intelektual

Belakangan ini, isu Pulau Pasir mengemuka. Ada berita, Pulau Pasir katanya diklaim oleh Australia. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipahami.

  1. Pulau Pasir memang milik Australia. Tidak ada dispute/sengketa soal kepemilikannya antara Indonesia dan Australia.
  2. Isu ini diangkat oleh Ferdi Tanoni (Ketua Yayasan Timor Barat) yg mengatakan bahwa Australia mengklaim Pulau Pasir. Australia tidak mengklaim Pulau Paris karena memang tidak perlu mengklaim, mengingat Pulau Pasir memang miliknya. Indonesia tidak perlu mengklaim Pulau Jawa sebagai bagian dari Indonesia. Analoginya demikian.
  3. Yang ingin dilakukan Ferdi Tanoni adalah menyampaikan bahwa masyarakat adat di Timor Barat sebenarnya tidak rela jika Pulau Pasir itu jadi milik Australia. Ini sudah diperjuangkannya sejak lama. Tahun 2005 saya sudah membahas perihal ini. Langkah Ferdi bisa dipahami, mengingat masyarakat adat dari Rote dan Timor sudah datang ke sana tahun 1700an, sebelum Inggris datang. Mereka merasa berhak.
  4. Masalahnya, kedatangan masyarakat adat ketika itu tidak mewakili negara secara resmi dan tidak melakukan klaim secara formal. Mereka datang untuk beraktivitas dan memanfaatkan sumberdaya. Maka, secara hukum, masyarakat adat tidak dianggap mengklaim pulau Pasir ini secara resmi.
  5. Sementara itu, Kapten Ashmore dari Inggris datang ke Pulau Pasir tahun 1800an dan akhirnya resmi mengklaimnya. Pulau itu juga dinamai Ashmore Reef. Inilah yg yg dianggap sebagai bukti hukum klaim resmi. Sementara itu, Belanda, sebagai penjajah di wilayah Indonesia tidak melakukan klaim resmi atas Pulau Pasir. Maka penguasa resmi di Pulau Pasir adalah Inggris. Cerita lengkap tentang ini jauh lebih panjang dari paragraf ini.
  6. Berdasarkan prinsip yg dianut dunia saat ini, “uti possidetis juris” (wilayah suatu negara mengikuti penjajah/pendahulunya) maka Pulau Pasir jadi bagian resmi Australia.
  7. Memang, kesannya hukum yg berlaku ini sangat tidak adil bagi masyarakat adat yg tidak mewakili negara. Namun, itulah kesepakatan dunia. Hukum itu telah dibuat dan diakui dengan proses politis dan juga kompromi. Dari semua kemungkinan, dunia mengakui bahwa prinsip itu yang harus berlaku. Tentu tidak semua pihak puas dengan prinsip ini.
  8. Sebagai bentuk ‘kompromi’, hak masyarakat adat yg sudah ke Pulau Pasir sejak turun temurun, tetap diakui. Aktivitas ini dianggap sebagai tradisi maka kemudian adanya “hak penangkapan ikan tradisional”. Indonesia dan Australia membuat perhanjian tahun 1974 untuk mengakomodir hal ini. Maka, nelayan Indonesia tetap bisa menangkap ikan di sekitar Pulau Pasir. Tentu ada aturan yang mengikat. Ada yg boleh dan tidak boleh dilakukan oleh nelayan Indonesia di sana.
  9. Jadi, Australia tidak merebut Pulau Pasir dari Indonesia. Indonesia memang tidak pernah secara resmi memilikinya. Indonesia pun sudah menerima hal itu dari awal.
  10. Apakah kita perlu takut akan kehilangan pulau? Tidak perlu takut. Semua pulau kita dalam keadaan sah milik kita dan tidak ada yg mengklaim. Kita pun tidak dalam posisi mengklaim pulau yg sedang berstatus sengketa. Sama sekali tidak ada.
  11. Apakah kita perlu merawat pulau-pulau terluar? Sangat perlu. Ini untuk kesejahteraan masyarakat di Pulau itu dan atau sekitarnya, bukan karena kita takut akan direbut oleh negara lain. Namun, jika motivasinya adalah agar tidak kehilangan pulau, tentu boleh saja. Setidaknya kita perlu tahu aturan hukum, bagaimana negara bisa punya hak atas sebuah pulau.
  12. Negara wajib waspada dan nenaruh perhatian besar pada pulau2 terluar. Sekali lagi, ini dalam rangka pemerataan pembangunan dan pembelaan pada rakyat. Negara tentu harus waspada jika ada negara lain yang menduduki atau memanfaatkan pulau kita. Harus dijaga. Meski demikian, sekali lagi, ini tidak terkait dengan kedaulatan dan kepemilikan akan pulau karena hal itu sudah jelas.
  13. Ada pertanyaan ke saya, bagaimana dengan Kepulauan Mapia dan Kepulauan Asia di sebelah utara Papua? Kedua kepulauan itu resmi milik Indonesia dan bahkan sudah dijadikan titik pangkal untuk menetapkan garis pangkal kepulauan. Kita sudah ajukan itu ke PBB tahun 2009 dan sudah termuat di website resmi PBB. Bisa dilihat di https://www.un.org/depts/los/LEGISLATIONANDTREATIES/STATEFILES/IDN.htm Tidak ada masalah.
  14. Perlukah kita memperhatikan dan merawat Kepulauan Mapia dan Asia? Jawabanya sama dengan poin 11.

Jika kedaulatan atas sebuah pulau ibarat perkara perang, maka ini adalah perang yang mengandalkan kedigdayaan intelektual. Semangat membara kita harus hadir dalam bentuk kecemerlangan dan kelihaian diplomasi di forum2 internasional yang melibatkan diplomat kelas dunia. Mari kita menjaga kedaulatan kita dengan semangat untuk memahami konteks legal dan geospasial kedulatan kita.

Jika tiba saat itu, kita harus bisa berdiri tegak, berbicara dengan tenang dan percaya diri, bernarasi dengan dagu terangkat karena sudah kita penuhi kepala kita dengan argumentasi intelektual yang memukau. Bukan hanya teriakan keras nasionalisme yang mudah redup dihempas badai fakta dan logika. Mari kita membela negeri dengan nasionalisme yang tidak saja membara tetapi juga cerdas.

Tabik,
I Made Andi Arsana, PhD
@madeandi – @andiarsana
Peneliti Aspek Geospasial Hukum Laut di Teknik Geodesi UGM

Advertisement

Tips Sukses untuk Mahasiswa ala #KUChat

Beberapa waktu lalu, Kampus Update mewawancarai saya lewat twitter terkait pandangan saya tentang tips sukses bagi mahasiswa. Prosesnya sederhana, saya dimention oleh @KampusUpdate dengan pertanyaan dan saya kemudian mereply twit tersebut dengan menambahi tagar #KUChat. Prosesnya cukup seru. Saya tampilkan lagi jawaban saya di blog ini agar lebih mudah disimak. Semoga ada yang bermanfaat bagi pembaca.

  1. Halo Pak @madeandi, apa kabar? Sekarang sedang sibuk dalam kegiatan apa saja?
    Halo juga dan updaters, terima kasih. Saat ini saya mengajar di @geodesiugm dan menjadi Kepala @oiaugm Masih tetap meneliti, menulis dan ikut konferensi. Berbagi sama anak2 muda seperti para updaters juga jalan.
  2. Bisa ceritakan sedikit filosofi hidup yang Pak @madeandi pegang apa ya sampai bisa sukses keliling 4 benua?
    Lakukan dengan baik, percaya apa yang tidak mematikan kita akan menguatkan. Menyerah adalah kalah. Saya lahir di keluarga yang sederhana dengan Bapak dan Ibu hanya sekolah SD. Ini membuat saya mudah beryukur. Mudah bersyukur tidak berarti mudah puas. Saya percaya dengan prinsip dinamis: happy dengan keadaan tapi percaya perubahan. Btw, saya sudah ke lima benua. Sudah sempat ke Somalia juga di tahah Afrika hehe.
  3. Bisa jelaskan pentingnya pengembangan diri bagi mahasiswa?
    Sangat penting! Sekarang ini sesuatu laku karena fungsi tambahan, bukan fungsi utama. Mahasiswa juga begitu. Mahasiswa tidak bisa jual diri hanya karena IP tinggi, seperti HP tidak laku hanya karena bisa untuk nelpon. Anda tidak bisa jual HP dan bilang “ini bisa untuk nelpon” tapi “HP ini kameranya bagus, bisa FB, bisa twitter” dll. Pengembangan diri mahasiswa juga demikian. Semua dalam rangka mendapatkan kualitas tambahan untuk kompetisi. Terlalu mainstraim kalau bilang “saya alumni geodesi dan bisa GPS”. Coba “saya alumni geodesi dan pinter jadi MC”. Biasa saja kalau bilang “lulusan informatika dan pinter programming”. Coba “lulusan informatika dan jago negosiasi”. Intinya, pengembangan diri mahasiswa diperlukan untuk mendapat sesuatu yang bisa jadi nilai jual unik, tidak biasa.
  4. Bagaimana cara mahasiswa membangun pengembangan diri mereka?
    Pertama, mahasiswa harus merasa menjadi bagian dari komunitas yang lebih besar sehingga peduli dan peka. Tidak asik sendiri. Mahasiswa perlu paham bahwa dia perlu kehadiran orang lain, perlu komunikasi, perlu organisasi, perlu kolaborasi. Maka mahasiswa perlu aktif di kegiatan kemahasiswaan. Perlu ikut kegiatan ekstra kurikuler, perlu jadi sukarelawan, keluar dari kotak. Tidak segan belajar hal baru, termasuk dari disiplin ilmu lain. Belajar menerima tanggung jawab besar. Berani menerima tantangan dengan ikut kompetisi. Dengan begitu kita mengukur diri. Perbayak membaca dan diskusi. Belajar menangani proyek atau pekerjaan sebenarnya sesuai bidang ilmu agar tahu dunia nyata dan risikonya. Menganggap bahasa Inggris adalah bahasa sendiri karena kita adalah penduduk sebuah desa yang bernama “Global Village”
  5. Kadang,mahasiswa belum memiliki personal brand & value cukup baik. Bagaimana agar mahasiswa mampu berkompetisi di global?
    Langkah pertama adalah menjadi ‘hebat’ pada apa yang seharusnya menjadi disiplin kita. Setelah itu, kenalkan. Untuk itu harus percaya bahwa tidak ada bim salabim. Yang ada adalah usaha serius dan doa yang tulus. Kerja keras. Agar efektif, kita perlu tahu kekuatan kita di mana, passion kita apa. Temukan, lalu cintai dengan sungguh2! Check: Apa yang sdh kamu lakukan dalam waktu lama dan tidak pernah bosan. Itu passion kamu! Tapi tetap rasional! Kompetisi global perlu bahasa global dan mental global. Ini harus ditumbuhkan! Jangan suka baca berita buruk! Kompetisi global dimulai dengan memanangkan kompetisi lokal. Kalau menghadapi teman kos saja minder, jangan mimpi! Sadari, Indonesia dibutuhkan dunia dan penting posisinya. Jangan hanya baca berita yang mengolok2 bangsa sendiri . Yang penting, kunjungilah tempat2 di dunia agar paham dengan jelas sebelum berkompetisi secara global. Sulit membayangkan akan ‘menundukkan’ suatu negara jika tidak pernah merasakan udara mereka. Jelajahi dunia!
  6. Menurut Pak @madeandi apakah generasi muda saat ini siap bersaing dengann tenaga kerja dr ASEAN lainnya menjelang MEA 2015?
    Kita siap menghadapi MEA asal kita bekerja lebih keras lagi. Menjaga mental global dan optimis. Jangan hanya sibuk menahan mereka agar tidak masuk ke Indonesia tapi serius mengusahakan agar kita masuk ke mereka! Dari segi bahasa kita belum siap. Bahasa Inggris perlu ditingkatkan. Bahasa ASEAN belum kita pelajari dg serius 😦 Keterampilan teknis tidak cukup kalau tiba2 dapat proyek di sebuah desa terpencil di Vietnam kalau tidak bisa bahasa mereka. Kita sibuk belajar bahasa Inggris tetapi lupa belajar budaya Thailand, padahal mau kerja di sana kan. Intinya kesiapan kita menghadapi MEA memang ada tatapi dengan catatan yang cukup banyak. Tapi kita bisa. Optimis!
  7. Menurut Pak @madeandi penting manakah pengalaman magang atau pengalaman beasiswa kuliah di luar negeri?
    Saya orang yang ‘rakus’ mungkin hehe. Saya bilang keduanya penting banget! Usahakan keduanya dapat! Tapi kalau harus memilih maka tergantung profesi. Mau profesional di industri mungkin bisa magang! Mau jadi peneliti di perguruan tinggi, mungkin bisa kuliah di LN. Ini salah satu opsi. Yang terpenting, kuliah di LN dengan beasiswa atau magang di perusahaan harus sama2 membuat diri bertumbuh. Untuk apa kuliah di LN dengan beasiswa kalau hanya membuat kita suka memaki2 bangsa sendiri dan tukang keluh! Untuk apa magang di perusahaan hebat kalau hanya membuat kita jadi materialistik dan kehilangan kepekaan sosial!
  8. Tahap2 apa aja yang baiknya dilakukan mahasiswa agar mereka dapat memiliki bekal yang cukup baik selepas lulus kuliah S1?
    Pertama, biasakan membaca skripsi dan melihat lowongan kerja sejak semester 1 agar tahu ‘masa depan’! Kedua, buatlah CV saat semester 1 dan bayangkan bahwa CV itu Anda tulis ketika lulus S1. Buat seindah mungkin! Pastikan CV yang Anda buat, memenuhi syarat lowongan kerja yang sudah Anda amati sebelumnya 😀 Lampaui, bila perlu! Tempel CV itu di kamar, lihat setiap hari! Di sepanjang waktu, pelan2 jadikan CV itu KENYATAAN! Kalau Anda tulis TOEFL 600 tapi belum tercapai, KURSUS! Nulis IP 3.5 di CV tapi blm tercapai, BELAJAR! Memulai dari akhir. Bayangkan saat Anda pakai toga dan siap memasuki dunia kerja, apa yang diperlukan, LAKUKAN!
  9. Terakhir, adakah tips untuk para mahasiswa agar mereka memiliki karir yang sesuai impian mereka
    Percaya bahwa langkah utama mewujudkan mimpi adalah bangun dari tidur! Bahwa semua perlu kerja keras. Bergaul dengan pekerjaan sejak dini. Jangan tunggu lulus baru lihat2 lowongan kerja. Lakukan sejak awal. Akrab akrab lah dengan industri melalui jalur organisasi mahasiswa sehingga tidak kagok dalam pergaulan nanti. Yang paling penting, bermimpilah setinggi langit. Kalaupun jatuh, kamu akan jatuh di antara bintang2.

Mari Keliling Dunia

Dapatkan di toko buku terdekat
Dapatkan di toko buku terdekat | @madeandi

Tembuslah kabut yang membuatmu menggigil di jalanan Antwepen dan masuklah ke stasiun kereta itu. Kita melaju menembus lansekap Eropa yang seperti perawan menuju warna-warni Luxembourg yang berhias pepohonan di musim gugur. Kita akan duduk sejenak membiarkan ujung jari kaki menyentuh air di sungai kecil di tengah belantara yang bersahabat lalu beranjak duduk di sebuah kursi untuk menikmati perbekalan. Di sekeliling kita warna warni dunia yang terpantul lewat daun-daun yang ikhlas bergururan. Terpejamlah dan menyatu dengan keberadaan.

Esok hari kita jelajahi Brussels yang mentereng, menapaki sebuah jalanan sempit yang selalu penuh sesak dengan umat manusia. Mereka terpesona dengan patung bayi yang menyemburkan urinnya di tepi sebuah perempatan. Dan heranlah, mengapa patug kecil nan sederhana itu menggetarkan orang-orang meski dia tidak ada apa-apanya dengan Garuda Wisnu Kencana yang megah di Selatan Bali. Tapi kawan, di situlah kamu akan mengerti bahwa ukuran itu bukan segalanya. Patung kecil itu telah menyerap sejarah berabad lamanya dan kini memancarkannya dalam bentuk wibawa yang memukau orang-orang seperti kita.

Kita akan masuki sebuah kasino megah Monte Carlo, di Monaco bukan untuk berjudi tetapi untuk menikmati imajinasi yg dituangkan dalam peradaban kota. Kita menyusuri jalan-jalan yang sekali waktu digunakan untuk Formula Satu lalu menikmati kapal-kapal mewah yang berbaris rapi di pelabuhan itu. Pemiliknya adalah kaum borjuis yang kekurangan tempat menyimpan uangnya maka mereka simpan di kapal-kapal itu, yang harganya lebih mahal dari rumah yang mereka tinggali. Jika lapar dan rindu santapan tanah air, berjalanlah selama tujuh menit maka kita akan tiba di sebuah rumah makan Asia di Perancis. Garis batas antarnegara tidak terasa, tidak ada ada yang pusing memeriksa visa dan passport kita. Atau naiklah kereta dan bercengkramalah dengan seorang gadis yang tinggal di Prancis dan bekerja di Monaco lalu 17 menit kemudian kita sudah minum kopi di sebuah kafe di Italia. Lihatlah pemuda tampan itu, terampil membuat kopi dan gadis cantik itu akan menghidangkannya untuk kita. Adakah yang lebih berkesan dari secangkir kopi Italia yang dinikmati di sebuah kafe di Ventimiglia?

Continue reading “Mari Keliling Dunia”

%d bloggers like this: